Minggu, 09 Maret 2008

Ringkasan Penelitian Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi

Ringkasan Penelitian Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi (lanjutan 6)
Oleh: dr. Siti Nurul Qomariyah (Program Coordinator Yayasan Mitra INTI)

Kesimpulan

Secara umum, topik mengenai seksualitas, kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS bukan hal yang baru bagi para siswa. Sembilan puluh persen dari mereka pernah mendengar tentang hal tersebut. Namun, hanya 1,7% dari mereka pernah mendengar tentang hak-hak reproduksi. Setelah diskusi proporsi tersebut hanya meningkat menjadi 4,4%.

Sebelum diskusi, sumber informasi siswa adalah majalah. Setelah diskusi mereka menyatakan bahwa sumber informasi mereka adalah guru (36%). Lebih dari 90% siswa menyatakan bahwa diskusi merupakan sarana yang tepat untuk mempelajari seksualitas, kesehatan reproduksi, dan HIV/AIDS. Dari mereka yang menyatakan bahwa diskusi bukan forum tepat (3,5%), satu siswa menyatakan bahwa konsultasi langsung merupakan forum yang tepat dan selebihnya menyebutkan majalah yang lebih tepat untuk mempelajari seksualitas, kesehatan reproduksi, dan HIV/AIDS sementara itu dua siswa tidak menjawab.

Lebih dari 19% dari mereka menyatakan bahwa diskusi tidak berpengaruh bagi mereka. Sementara itu ada 59,6% yang menyatakan bahwa mereka lebih memperhatikan informasi mengenai seksualitas, kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS.

Sebelum dan sesudah diskusi, sebagian besar siswa dapat menyebutkan satu organ reproduksi. Lebih dari 45% siswa menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab. Mengenai tanda-tanda pubertas lebih dari 45% siswa paling sedikit dapat menyebutkan satu tanda. Siswa yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab menurun menjadi 22% (tanda-tanda pubertas pada perempuan) dan 18,4% (tanda-tanda pubertas laki-laki).

Uji statistik menunjukkan pengetahuan siswa tentang menstruasi mengalami perubahan, walaupun pada survei kedua (setelah diskusi) total jumlah siswa yang menjawab benar dalam menggambarkan proses menstruasi hanya 11.

Setelah diskusi, pengetahuan siswa mengenai konsep KB dan kehamilan meningkat secara signifikan OR: 2,59 (1.496-4.48) dan P-value: 0,001. Tetapi proporsi dari siswa yang dapat menjawab secara tepat menyebutkan masa subur hanya meningkat sedikit dari 0,8% menjadi 2,7%. Selanjutnya, siswa yang tahu bahwa kondom memiliki fungsi ganda, sebagai alat kontrasepsi dan juga untuk mencegah ISR/HIV/AIDS hanya meningkat dari 12% menjadi 16,7%.

Tidak ada perbedaan bermakna antara pengetahuan siswa terhadap penularan HIV sebelum dan sesudah diskusi. Nilai rata-rata pengetahuan siswa tentang penularan HIV hanya meningkat dari 3,30 menjadi 3,38 (dari 8 pertanyaan mengenai penularan HIV).

Penelitian ini menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap orang HIV/AIDS secara signifikan berhubungan dengan pengetahuan tentang penularan HIV, sebelum diskusi nilai OR: 5,36 (1.84-15.58) dan P-Value: 0,001 dan meningkat setelah diskusi dengan nilai OR: 11.05 (4.37-27.92) dan P-Value: 0.000. Namun sebaliknya walaupun tidak ditemukan perubahan yang signifikan pada pengetahuan siswa tentang penularan HIV, sikap siswa terhadap orang dengan HIV berubah secara bermakna antara sebelum dan sesudah diskusi OR: 2.28 (1.27-4.11) dan P-value: 0,005. Besar kemungkinan bahwa cara para ahli menyampaikan materi pada saat diskusi lebih merubah sikap siswa daripada pengetahuan siswa tentang penularan HIV.

Meskipun diskusi merupakan forum yang tepat dalam menghantarkan topik-topik seksualitas, kesehatan reproduksi, dan HIV/AIDS, namun dapat disimpulkan bahwa satu sesi diskusi tidak cukup bermakna untuk merubah pengetahuan siswa dan sikap dalam hal seksualitas, kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS. Dibutuhkan sesi diskusi yang lebih sering dengan satu topik pembicaraan di setiap diskusi.

1 komentar:

PSYCO UP DATE mengatakan...

bagus banget dan sangat membantu