Ringkasan                         Penelitian Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi (lanjutan                         6)
                        Oleh:                         dr. Siti Nurul Qomariyah (Program Coordinator                         Yayasan Mitra INTI)
Kesimpulan 
Secara                         umum, topik mengenai seksualitas, kesehatan reproduksi                         dan HIV/AIDS bukan hal yang baru bagi para siswa.                          Sembilan puluh persen dari mereka pernah                         mendengar tentang hal tersebut.                          Namun, hanya 1,7% dari mereka pernah mendengar                         tentang hak-hak reproduksi.                          Setelah diskusi proporsi tersebut hanya meningkat                         menjadi 4,4%.
Sebelum                         diskusi, sumber informasi siswa adalah majalah. Setelah                         diskusi mereka menyatakan bahwa sumber informasi mereka                         adalah guru (36%).                          Lebih dari 90% siswa menyatakan bahwa diskusi                         merupakan sarana yang tepat untuk mempelajari                         seksualitas, kesehatan reproduksi, dan HIV/AIDS.                          Dari mereka yang menyatakan bahwa diskusi bukan                         forum tepat (3,5%), satu siswa menyatakan bahwa                         konsultasi langsung merupakan forum yang tepat dan                         selebihnya menyebutkan majalah yang lebih tepat untuk                         mempelajari seksualitas, kesehatan reproduksi, dan                         HIV/AIDS sementara itu dua siswa tidak menjawab. 
Lebih                         dari 19% dari mereka menyatakan bahwa diskusi tidak                         berpengaruh bagi mereka.                          Sementara itu ada 59,6% yang menyatakan bahwa                         mereka lebih memperhatikan informasi mengenai                         seksualitas, kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS.
Sebelum                         dan sesudah diskusi, sebagian besar siswa dapat                         menyebutkan satu organ reproduksi.                          Lebih dari 45% siswa menyatakan tidak tahu atau                         tidak menjawab.  Mengenai                         tanda-tanda pubertas lebih dari 45% siswa paling sedikit                         dapat menyebutkan satu tanda.                          Siswa yang menjawab tidak tahu atau tidak                         menjawab menurun menjadi 22% (tanda-tanda pubertas pada                         perempuan) dan 18,4% (tanda-tanda pubertas laki-laki).
Uji                         statistik menunjukkan pengetahuan siswa tentang                         menstruasi mengalami perubahan, walaupun pada survei                         kedua (setelah diskusi) total jumlah siswa yang menjawab                         benar dalam menggambarkan proses menstruasi hanya 11. 
Setelah                         diskusi, pengetahuan siswa mengenai konsep KB dan                         kehamilan meningkat secara signifikan OR: 2,59                         (1.496-4.48) dan P-value: 0,001.  Tetapi proporsi dari siswa yang dapat menjawab secara tepat                         menyebutkan masa subur hanya meningkat sedikit dari 0,8%                         menjadi 2,7%.  Selanjutnya,                         siswa yang tahu bahwa kondom memiliki fungsi ganda,                         sebagai alat kontrasepsi dan juga untuk mencegah ISR/HIV/AIDS                         hanya meningkat dari 12% menjadi 16,7%.
Tidak                         ada perbedaan bermakna antara pengetahuan siswa terhadap                         penularan HIV sebelum dan sesudah diskusi.                          Nilai rata-rata pengetahuan siswa tentang                         penularan HIV hanya meningkat dari 3,30 menjadi 3,38 (dari                         8 pertanyaan mengenai penularan HIV).
Penelitian                         ini menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap orang                         HIV/AIDS secara signifikan berhubungan dengan                         pengetahuan tentang penularan HIV, sebelum diskusi nilai                         OR: 5,36 (1.84-15.58) dan P-Value: 0,001 dan meningkat                         setelah diskusi dengan nilai OR: 11.05 (4.37-27.92) dan                         P-Value: 0.000.                           Namun sebaliknya walaupun tidak ditemukan                         perubahan yang signifikan pada pengetahuan siswa tentang                         penularan HIV, sikap siswa terhadap orang dengan HIV                         berubah secara bermakna antara sebelum dan sesudah                         diskusi OR: 2.28 (1.27-4.11) dan P-value: 0,005.                          Besar kemungkinan bahwa cara para ahli                         menyampaikan materi pada saat diskusi lebih merubah                         sikap siswa daripada pengetahuan siswa tentang penularan                         HIV.
Meskipun                         diskusi merupakan forum yang tepat dalam menghantarkan                         topik-topik seksualitas, kesehatan reproduksi, dan                         HIV/AIDS, namun dapat disimpulkan bahwa satu sesi                         diskusi tidak cukup bermakna untuk merubah pengetahuan                         siswa dan sikap dalam hal seksualitas, kesehatan                         reproduksi dan HIV/AIDS.  Dibutuhkan sesi diskusi yang lebih sering dengan satu topik                         pembicaraan di setiap diskusi.

1 komentar:
bagus banget dan sangat membantu
Posting Komentar